photo rose_zps0428faca.gif

Sabtu, 08 Desember 2012

Sorrow


        Saat kita jumpa. Ada rasa di dalam dada. Kau tersenyum. Membuatku terpana. Akupun tak kuasa. Tuk menahan gejolak ini. Ingin kukatakan. Aku menyukaimu. Hanya dirimu. Yang aku suka. Terpesona ku pada pandangan pertama. Dan ku tak kuasa menahan rinduku.



       Senyumanmu slalu menghiasi mimpiku. Ingin kupeluk. Oh indahnya. Kini kurasakan. Getaran cinta di dalam dada. Kuingin bersamamu. Untuk selamanya. Hanya dirimu. Yang aku cinta. Saat kau ada di dekatku hatiku berdegup kencang. Ini baru benar ku rasakan, terpesona aku saat pertama melihatmu. Aku jatuh cinta, jatuh cinta yang pertama Saat ku lihat dirimu. Ku benar-benar jatuh cinta, jatuh cinta yang pertama. Tuhan tolonglah diriku.




      Pertama jumpa dirimu ku rasakan sesuatu. Berdegup hatiku. Senyummu tlah mengagumkan aku. Tatap tajam matamu luluhkan hatiku. Oh inikah cinta. Ku rasa ku tlah jatuh cinta pada pandangan pertama. Duniaku lebih berwarna. Terpanah asmara. Dan mentari pun tersenyum merasakan bahagia seperti ku rasa. Oh inikah cinta. Hatiku berbunga-bunga. Betapa indahnya jatuh cinta. Terpanah asmara. Oh inikah cinta.



      Hari-hariku berwarna...dipenuhi dengan banyolan-banyolan walau hanya mampu tersampaikan dalam bahasa-bahasa sms yang selalu menemaninya sampai pukul stengah 11 malam. Karena dalam kenyataan aku canggung bicara bertatap muka dengannya. Aku hanya bisa diam-diam mengaguminya.
Seperti rasa suka Nam pada kak Chon dalam film Crazy little thing called love. Dia begitu menginspirasiku...begitu kuinginkan seperti anak kecil yang menginginkan sebuah permen kesukaannya.




        Begitu save...dia seperti kebiasaan...seperti dialog Edward pada Bella dalam film Twilight...It's like a drug to me. It's like my own personal brand of heroin.


Aku tidak tahu berapa lama aku telah menempatkanmu
Aku telah menyembunyikan segalanya di hatiku
Setiap kali kita bertemu
Setiap kali kita bertatapan
Kupikir aku tidak berbeda
Tahukah kau berapa lama aku telah melawan diriku?
Tidak dapatkah kau dengar hatiku menyebut namamu, mencintaimu?
Tapi aku tidak bisa menunjukkan hatiku pada setiap orang
Tidak dapatkah kau dengar hatiku menunggumu?
Menunggumu merasakannya
Aku berharap kau akan menyadarinya suatu hari nanti
Berpikir aku mencintaimu, berpikir aku merasakan cintamu
Namun jauh di dalam diriku, aku tidak bisa mengatakannya padamu
Aku berharap bahwa kau akan menyadari wanita ini masih mencintaimu
Berharap, suatu hari, kamu akan mengetahuinya…



2 tahun penantianku berlalu…hatiku hancur oleh sebuah kalimat :
“Ana Al-Zawaj. Insya Allah, tis ‘ata 'asyaro Nuufimbir. Yumkinaka An Ta’tiya?” 
(“Aku akan  menikah. Insya Allah, tanggal 19 November. Bisa kamu datang?”)




Apa yang aku rasakan seperti kisah Anjali Sharma dalam Kuch Kuch Hota Hai…cinta yang bertepuk sebelah tangan.



Apa kau baik-baik saja?
Pertanyaan itu terdengar sangat bodoh kak. Jika aku bilang tidak...apa yang kan kau lakukan. Pernikahan akan tetap berjalan bukan, ucapku dalam hati. Dengan menyilangkan tangan kebelakang. Aku mengangguk…ya






Mengapa tak beritahu dari awal kak…jika kakak beritahu kan tak kan sesulit ini meremovemu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar